Minggu, 25 Maret 2018

terjemah kitab durotunnasihin tentang kisah nabi ibrahim menyembelih nabi ismail 'alaihissalam



Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Nabi Ismail
                                   Diceritakan Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi
yang sangat wirai, taqwa, dan cinta kepada Allah. Pada
suatu ketika Nabi Ibrahim berqurban 1000 kambing,
300 sapi, dan 100 unta budunah ke jalan Allah sehingga
membuat orang-orang dan para malaikat terheran-
heran. Beliau berkata Setiap apapun yang membuat aku dekat dengan Allah, maka tidak ada sesuatu yang
berharga bagiku. Demi Allah, jika aku mempunyai
seorang anak niscaya aku akan menyembelihnya ke jalan
Allah. Jika itu bisa membuatku dekat kepada Allah.
Waktu pun berlalu dan hari silih berganti.  Beliau pun
lupa akan ucapan yang telah dikatakan. Ketika beliau berada di Baitul Muqoddas, beliau memohon kepada Allah
agar dikaruniai seorang anak. Kemudian Allah pun
mengabulkan permohonan beliau. Beliau dikaruniai
seorang putra yang tampan dan sholeh bernama Ismail
dari istri beliau Hajar. Allah berfirman dalam Alquran pada Surat Ash- Shoffat penggalan Ayat 102فلما بلغ معه السعى
Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim Ketika Nabi Ismail berusia 9 tahun (ada yang mengatakan 13 tahun), pada waktu itu bertepatan pada malam tanggal 8 Dzul hijjah, Nabi Ibrahim tidur dan bermimpi. Dalam mimpi tersebut, seseorang berkata kepada beliau Wahai Ibrahim, tepatilah janjimu !. Setelah terbangun pada pagi hari, berliau berpikir dan mengangan-angan, dan berkata pada dirinya Apakah mimpi itu dari Allah ataukah dari syetan ?. Kemudian hari itu dinamakan yaumut tarwiyyah atau hari tarwiyyah[1], karena tarwiyyah dalam bahasa arab artinya berpikir mengingat masa lalu. Pada malam harinya beliau tidur dan bermimpi seperti mimpi yang pertama. Setelah terbangun pada keesokan hari, beliau mengetahui bahwa mimpi tersebut berasal dari Allah. Dan pada hari itu (tanggal 9 Dzul Hijjah) dinamakan yaumu arofah atau hari arofah[2]. Pada malam harinya beliau pun bermimpi dengan mimpi yang sama seperti sebelumnya. Setelah terbangun pada keesokan hari, beliau baru menyadari bahwa mimpi tersebut adalah perintah untuk menyembelih putra beliau. Kemudian pada hari itu (tanggal 10 Dzul Hijjah) dinamakan yaumun nahr atau hari nahr[3]. Ketika Nabi Ibrahim akan mengajak putranya untuk disembelih, Beliau berkata kepada istri beliau Hajar Pakaikanlah anakmu dengan pakaian yang bagus, karena sesungguhnya aku akan pergi bersamanya untuk bertamu !. Hajar pun memberi Nabi Ismail dengan pakaian yang bagus, memberinya wangi-wangian, dan menyisir rambutnya. Kemudian Nabi Ibrahim pergi bersama Nabi Ismail dengan membawa sebuah pisau besar
dan tali ke arah tanah Mina. Pada hari itu Iblis lebih sibuk dan lebih gugup, datang dan kembali. Ia menemui, menggoda mereka,dan berusaha agar penyembelihan tersebut gagal. Iblis menggoda Nabi Ibrahim, pada waktu itu Nabi Ismail sedang berlari-lari di depan beliau Apakah kamu tidak melihat tegaknya anakmu ketika ia berdiri, ia begitu tampan, dan lembut tingkah lakunya !!!. Nabi Ibrahim berkata Iya, tetapi aku diperintah untuk menyembelihnya !!!. Iblis pun tak kuasa menggoda Nabi Ibrahim meski dengan seribu godaan. Kemudian ia pergi menemui Hajar, dan berkata Wahai Hajar, bagaimana bisa kamu hanya duduk disini sedangkan Ibrahim pergi bersama anaknya untuk menyembelihnya !!!. Hajar berkata Kamu jangan dusta kepadaku, mana ada seorang ayah yang tega menyembelih putranya ?. Iblis menjawab
Lalu untuk apa Ibrahim membawa pisau besar dan tali !!!. Hajar bertanya Untuk alasan apa ia menyembelihnya ?. Iblis menjawab Ia menyangkan bahwa tuhannya telah memerintahkannya untuk meyembelih anaknya !!!. Hajar berkata Seorang nabi tidak diperintahkan untuk kebatilan dan aku akan selalu percaya padanya. Nyawaku sebagai tebusan atas perkara itu, maka bagaimana dengan anakku (tentu ia pun demikian) !!!. Dengan beribu-ribu rayuan dan godaan, tetapi Iblis tak kuasa menggoda Hajar. Kemudian ia pergi menemui Nabi Ismail dan menggodanya Kamu sangat senang bermain-main, tetapi ayahmu membawa pisau besar dan tali, ia akan menyembelihmu !!!. Nabi Ismail berkata Kamu jangan berbohong kepadaku, ayahku tidak akan menyembelihku !. Iblis berkata Ia menyangka bahwa tuhannya telah memerintahkannya untuk menyembelihmu !!! Nabi Ismail berkata Aku akan selalu tunduk dan taat terhadap perintah tuhanku !!!. Saat Iblis akan melontarkan perkataan lain untuk meggodanya, Nabi Ismail mengambil batu-batu dan melemparkannya kepada Iblis sehingga mengenai mata kiri Iblis. Kemudian Iblis pun pergi dengan kecewa dan putus asa. Nah, pada tempat Allah mewajibkan melempar jumrah bagi orang yang melaksanakan haji dengan niat melempar batu atau kerikil ke arah syetan dan mengikuti apa yang telah dilakukan Nabi Ismail. Setelah sampai di tanah Mina, Nabi Ibrahim berkata kepada putranya, sesuai yang termaktub dalam Al-Quran Surat Ash-Shoffat penggalan ayat 102 : يابني اني ارى في المنام اني اذبحك فانظر ماذا ترى
Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu. Maksudnya adalah Nabi Ibrahim meminta pendapat Nabi Ismail, bagaimana pendapat Nabi Ismail menyikapi mimpi tersebut. Mimpi seorang nabi adalah haq dan benar, apakah Nabi Ismail bisa bersabar atau ia meminta maaf sebelum dilaksanakan penyembelihan. Ini merupakan ujian yang diberikan dari Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail, apakah Nabi Ismail bisa taat dan tunduk ataukan sebaliknya. Nabi Ismail pun menjawab sesuai yang termaktub dalam Al-Quran Surat Ash- Shoffat penggalan ayat 102 : يا ابت افعل ما تؤمر ستجدنى اشاءالله من الصالحين
Wahai ayahku, lakukan apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah engkau akan menemuiku termasuk orang-orang yang sabar Ketika Nabi Ibrahim mendengarnya, beliau menyadari bahwa Allah telah mengabulkan doanya, sesuai yang termaktub dalam Surat Ash-Shoffat ayat 100 : رب هب لى من الصالحين Ya Tuhanku, anugrahkan kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang sholeh Kemudian beliau memuji Allah. Kemudian Nabi Ismail berkata Wahai ayahku, aku berwasiat kepadamu beberapa perkara. Ikatlah tanganku dengan kencang agar aku tidak goyah karena itu akan menyakitkanku. Letakkan wajahku di atas bumi agar engkau tidak memandangku sehingga engkau merasa kasihan. Tutuplah pakaianmu dariku agar darahku tidak mengotorinya sehingga ibuku tidak melihatnya, karena itu akan membuatnya sedih. Tajamkanlah bibir pisau besarmu dan percepatlah dalam menyembelih leherku agar terasa lebih ringan karena sesungguhnya kematian itu sangat menyakitkan. Berikanlah pakaianku kepada ibuku sebagai pengingat diriku. Sampaikan salam dariku dan katakana padanya bersabarlah atas perintah Allah. Jangan engkau menceritakan kepada ibuku bagaimana engkau menyembelih dan mengikat tanganku. Jangan engkau membawa bocah kepada ibuku agar ia tidak semakin bersedih. Jika engkau melihat seorang bocah sepertiku, maka jangan engkau terus memandanginya sampai engkau bersedih. Nabi Ibrahim berkata Baiklah, semoga pertolongan selalu menyertaimu atas perintah Allah, wahai anakku !. Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Ash- Shoffat ayat 103 :فلما اسلما وتله للجبين
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya Nabi Ibrahim membaringkan Nabi Ismail untuk
disembelih seperti layaknya kambing sembelihan. Dan
kejadian itu terjadi di atas batu besar di Tanah Mina.
Nabi Ibrahim pun meletakkan pisau besar besarnya di
leher putra beliau. Kemudian beliau menyembelih leher
putra beliau dengan kuat, akan tetapi atas kehendak Allah pisau tersebut tak mampu memotong leher Nabi
Ismail bahkan menggoresnya pun tidak. Allah membuka
tutup mata dari semua malaikat langit dan bumi,
sehingga mereka mengetahui kejadian tersebut.
Kemudian mereka berlutut dan bersujud kepada Allah.
Kemudian Allah berkata Lihatlah kalian semua kepada hambaku bagaimana ia menebaskan pisau besar pada leher
anaknya karena mengharap ridloku, sedangkan kalian
berkata ketika aku berkata : اني جاعل فى الارض خليفة...اتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك [Allah berfirman] Sesungguhnya aku akan menjadikan seorang kholifah di atas bumi. [Malaikat berkata] Mengapa Engkau akan menjadikan di bumi orang yang akan berbuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami selalu bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu. Nabi Ismail berkata Wahai ayahku, engkau telah melemahkan kekuatanmu karena cinta kepadaku sehingga engkau tidak kuasa untuk menyembelihku. Kemudian Nabi Ibrahim menebaskan pisau besarnya pada batu dan batu tersebut terbelah menjadi dua. Nabi Ibrahim berkata terheran-heran Pisau ini bisa memotong batu tetapi tidak bisa memotong daging. Namun atas kuasa Allah, pisau tersebut berkata Wahai Ibrahim, kamu mengatakan potonglah, tetapi tuhan semesta alam berkata jangan potong. Maka bagaimana aku melaksanakan perintahmu yang berlawanan dengan perintah tuhanmu. Pisau tersebut tidak dapat memotong leher Nabi Ismail karena Allah telah memerintahkan untuk tidak memotongnya walaupun Nabi Ibrahim berkata potonglah.
            Allah berfirman dalam Surat Ash-Shoffat ayat
104-106 : وناديناه ان ياا براهيم ،قدصدت الرؤيا انا كذلك نجزى المحسنين، ان هذا الهوالبلاء المبين
Dan Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim(104) Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik (105) Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata (106) Semua kejadian tersebut merupakan ujian yang telah
diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim. Kemudian Allah
berfirman dalam Surat Ash-Shoffat ayat 107 : وفديناه بذبح عظيم
Dan Kami tebus (ganti) anak itu dengan seekor sembelihan yang besar Malaikat Jibril pun datang dengan membawa seekor domba yang besar. Domba tersebut merupakan domba qurban Habil putra Nabi Adam yang masih hidup dalam surge. Kemudian domba tersebut dijadikan tebusan atau ganti Nabi Ismail. Malaikat Jibril yang datang dan melihat Nabi Ibrahim berusaha memotong leher putra beliau. Dengan rasa tadhim (hormat) dan terheran atas Nabi Ibrahim, Malaikat Jibril berkaaالله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar Kemudian Nabi Ibrahim menjawab : لااله الاالله والله اكبر Tidak ada tuhan (yang hak untuk disembah) kecuali Allah, dan Allah Maha Besar Nabi Ismail pun mengikuti : الله اكبرولله الحمد Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah Allah telah mejadikan kebaikan atas kalimat- kalimat tersebut sehingga kalimat-kalimat tersebut senantiasa berkumandang dalam celah-celah golongan orang-orang muslim dikala tanggal 10 Dzul hijjah yaitu hari raya idul adha. Imam Hanafi berkata bahwa jika seseorang bernadzar (berjanji pada diri sendiri) untuk menyembelih anaknya, maka hendaklah ia menggantinya dengan seekor kambing atau domba. Kisah ini diambil dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al- Khoubawi, Hal. 179-181 Semoga kita semua senantiasa mendapat rahmat Allah..amiin Ya Arhamar Rohimin, [1] Tarwiyyah artinya berpikir dan mengangan-angan kejadian masa lalu. Hari itu dinamakan tarwiyyah didasarkan pada Nabi Ibrahim yang berpikir, mengingat-ingat dan mengangan-angan atas nadzar (janji pada diri sendiri) beliau yang terlupakan. [2] Arofah artinya mengetahui. Hari itu dinamakan arofah didasarkan pada Nabi Ibrahim yang mengetahui bahwa mimpi yang telah dialami beliau adalah wahyu. Hari arofah juga didasarkan pada nama tempat di mekkah
yaitu arofah, dimana pada hari itu dilaksanakan wuquf di
tanah arofah bagi para pelaksana ibadah haji. [3] Nahr artinya menyembelih. Hari itu dinamakan nahr didasarkan pada perintah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Dan setiap tanggal 10 Dzul Hijjah dilaksanakan qurban yaitu penyembelihan binatang ternak seperti kambing, sapi, kerbau, dan unta.

lanjutan mahfudzot ke 15

 dari emas, agar waktu tidak sia-sia, bisa kita manfaatkan dengan membaca buku. Dan juga menandakan bahwa ilmu itu sangat penting, karena de...