This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 27 Agustus 2021

USAHA DAN TAWAKAL MENURUT SYEKH ABDUL QADIR

 

*اَلسَّلَامُ عَلَيْڪُمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكاتُه*

*بِسْـــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحِيم*

*اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:

“Bertauhid itu wajib. 

Mencari nafkah yang halal pun wajib. 

Menuntut ilmu juga wajib, Ikhlas beramal juga wajib. 

Dan, meninggalkan kebalikan semua itu juga wajib.


Engkau harus berusaha dan bergantung pada sebab, sampai imanmu menguat. Setelah itu barulah engkau tunggu hasilnya. Para Nabi pun berusaha dan berniaga. 


Mereka bergantung pada sebab di awal urusan dan bertawakal di akhir urusan. Mereka memadukan antara usaha dan tawakal di awal dan di akhir. Sikap tidak berusaha dan meminta-minta kepada orang lain mengundang siksaan Allah Azza wa Jalla.” 


--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Fathu Rabbani


❝Ya Allah Engkaulah yang hamba maksud dan keridhoan-Mu adalah sesuatu yang ku pinta berikanlah hamba kemampuan untuk dapat mencinta-Mu dan bermakrifat kepada-Mu.."

Aamiin ya robbal alamiin..."🤲🏻

.

Allahumma sholi ala sayyidina muhammad

 *Bismillahirrahmanirrahim"

.

*Berkahnya ilmu terletak pada kebersamaan*

.

*Mengagungkan Guru adalah mengagungkan ulama*


Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki

.

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad waalihi washahbihi wasaliim

Sabtu, 17 April 2021

Surat AL insan

 

Surat Al Insan

  • 1
    هَلْ اَتٰى عَلَى الْاِنْسَانِ حِيْنٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْـًٔا مَّذْكُوْرًا
  • 2
    اِنَّا خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَاجٍۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
  • 3
    اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا
  • 4
    اِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ سَلٰسِلَا۟ وَاَغْلٰلًا وَّسَعِيْرًا
  • 5
    اِنَّ الْاَبْرَارَ يَشْرَبُوْنَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُوْرًاۚ
  • 6
    عَيْنًا يَّشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللّٰهِ يُفَجِّرُوْنَهَا تَفْجِيْرًا
  • 7
    يُوْفُوْنَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُوْنَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهٗ مُسْتَطِيْرًا
  • 8
    وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا
  • 9
    اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا
  • 10
    اِنَّا نَخَافُ مِنْ رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا
  • 11
    فَوَقٰىهُمُ اللّٰهُ شَرَّ ذٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقّٰىهُمْ نَضْرَةً وَّسُرُوْرًاۚ
  • 12
    وَجَزٰىهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَّحَرِيْرًاۙ
  • 13
    مُّتَّكِـِٕيْنَ فِيْهَا عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِۚ لَا يَرَوْنَ فِيْهَا شَمْسًا وَّلَا زَمْهَرِيْرًاۚ
  • 14
    وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلٰلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوْفُهَا تَذْلِيْلًا
  • 15
    وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِاٰنِيَةٍ مِّنْ فِضَّةٍ وَّاَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيْرَا۠
  • 16
    قَوَارِيْرَا۟ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوْهَا تَقْدِيْرًا
  • 17
    وَيُسْقَوْنَ فِيْهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيْلًاۚ
  • 18
    عَيْنًا فِيْهَا تُسَمّٰى سَلْسَبِيْلًا
  • 19
    ۞ وَيَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۚ اِذَا رَاَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَّنْثُوْرًا
  • 20
    وَاِذَا رَاَيْتَ ثَمَّ رَاَيْتَ نَعِيْمًا وَّمُلْكًا كَبِيْرًا

Ibnu UMAR berbuka puasa dengan JIMA'

 Imam ath-Thabarani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Muhammad bin Sirin, beliau mengatakan, “Kadang-kadang Abdullah bin Umar buka puasa dengan menjima’i istrinya.”

Abdulah bin Umar atau Ibnu Umar adalah sahabat Nabi dan merupakan periwayat hadis yang terkenal. Ia adalah anak dari Umar bin Khattab.


Imam al-Dzahabi dalam Siyar A‘lamin Nubala juga meriwayatkan sebuah perkataan Ibnu Umar berikut ini:


لقد أعطيت من الجماع شيئا ما أعلم أحدا أعطيه إلا أن يكون رسول الله صلى الله عليه وسلم


Aku diberikan sedikit (kenikmatan) hubungan intim yang setahuku tidak ada orang lain yang diberikan itu kecuali Rasulullah SAW.


Libido Ibn Umar terkait hubungan intim sebagaimana diceritakannya sendiri itu memang sangat tinggi. Karenanya, wajar saja jika sewaktu-waktu ia berbuka puasa dengan langsung berhubungan intim dengan istrinya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Imam at-Tabrani di dalam kitab al-Mujamul Kabir dari Muhammad ibn Sirin berikut ini:


ربما أفطر ابن عمر على الجماع


Sering sekali ’Ibnu ‘Umar itu berbuka puasa dengan berjimak.


Menurut Imam Ibnu al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid, asar ini memiliki sanad hasan yang dimungkinkan kebenaran informasinya. Selain itu, dalam bahasa Arab, adverbia ربما (rubbama) bisa berarti sering, dan bisa berarti terkadang, sebagaimana disebutkan dalam kitab Mughnil Labib.


Namun demikian, ada kemungkinan rubbama di sini berarti ‘sering’ karena melihat perkataan ’Ibnu ‘Umar sendiri yang mengakui bahwa dirinya memiliki libido yang sangat tinggi terkait jimak. Namun demikian, tidak ditemukan riwayat seberapa sering hal tersebut Ibnu Umar lakukan, apakah setiap hari selama bulan puasa, atau hanya beberapa kali dalam seminggu.


Terlepas dari itu, al-Qadhi Husain yang dikutip al-‘Aini dalam ‘Umdatul Qari mengatakan hal serupa seperti yang disebutkan di atas bahwa Ibnu Umar memiliki libido yang sangat tinggi, sehingga berbuka puasa dengan hubungan intim.


Al-Qadhi Husain menawarkan penafsiran kedua, tidak menutup kemungkinan juga ’Ibnu ‘Umar mencicipi makan-makanan juga saat berbuka puasa, baru berhubungan intim.


Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam bukunya berjudul Aneh dan Lucu, 100 Kisah Menarik Penuh Ibrah, mengomentari kisah ini mengatakan kisah ini menunjukkan bahwa “kuat syahwat” bukanlah sesuatu yang tercela, kecuali jika sampai dia tidak sabar yang menyebabkannya terjatuh dalam keharaman. Adapun apabila dia melampiaskan pada yang halal maka itu tidaklah tercela bahkan hal itu malah terpuji

Berbuka puasa dengan Jima'

 


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وفي بُضع أحدكم صدقة ، قالوا : يا رسول الله أيأتي أحدُنا شهوتَه ويكون له فيها أجر ؟ قال : أرأيتم لو وضعها في حرام أكان عليه فيها وزر ؟ فكذلك إذا وضعها في الحلال كان له أجر

“Hubungan badan salah seorang di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?” Beliau menjawab: “Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Maka demikian juga jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.” [HR. Muslim]

Dalam sebuah atsar disebutkan :

حدثنا الهيثم بن خلف الدوري ثنا مؤمل بن هشام ثنا يحيى بن حماد عن السري بن يحيى عن محمد بن سيرين قال ربما أفطر ابن عمر على الجماع

Telah menceritakan kepada kami Al-Haitsam bin Khalaf Ad-Dauri, telah menceritakan kepada kami Muammal bin Hisyam, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hammad, dari As-Sari bin Yahya, dari Muhammad bin Sirin, ia mengatakan, “Kadang-kadang Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma buka puasa dengan jima’ (menyetubuhi istrinya).” [HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir, 12/269]

قال الهيثمي في المجمع 3/156 : وإسناده حسن

Al-Haitsami dalam Al-Majmu’ (3/156) mengatakan : “Sanadnya Hasan.”

و يسن ان يفطر على تمر و الا فماء فان لم يكن لم يجد الا الجماع افطر عليه (البيجورى ١/٤٣٦)

“Dan disunnahkan berbuka dengan korma, bila tidak ada maka dengan air. Dan bila tidak ada kecuali hanya ada jima’ maka berbukalah dengannya.” (Al-Baijuri, 1/436)

قوله و تعجيل فطر اى بغير جماع وانما يسن ما ذكر . (بشرى الكريم ٢/٧٣)

“Dikatakannya, jika tidak ada yang untuk dibuat buka kecuali jimak, maka jimak bisa menjadi kesunahan ta’jilul fitri.” (Busro Al-Karim, 2/73

Selasa, 16 Februari 2021

Nama Hawwa

 Setiap manusia di muka bumi ini memiliki nasab kepada satu jiwa yaitu kepada Nabi Adam. Allah SWT telah menciptakan Adam dari tanah dan menghembuskan ruh ke dalamnya. 

Allah memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam dan menghormati penciptaan Nabi Adam serta memuliakannya. S emua malaikat bersujud kecuali iblis yang dilaknat Allah.

Inilah mengapa Allah menciptakan dari Adam itu jiwa yang dinamai dengan Hawa untuk tinggal dan menemaninya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits sahih, dari Rasulullah, Allah telah menciptakan (Hawa) dari tulang rusuk Adam yang bengkok.

Mengapa pasangan Nabi Adam tersebut dinamai Hawa? 

Para ulama dan sejarawan berbeda pendapat tentang sebab penamaan Hawa. Sebab tidak ada hadits sahih dari Rasulullah yang dapat menjadi rujukan berkaitan dengan itu.

Di antara para ulama yang meneliti tentang makna kalimat Hawa secara bahasa mengartikan itu sebagai kata turunan dari al-hawwat, yang berarti bibir coklat. Maka disebut hawwa dan untuk laki-laki disebut ahwa. Disebut juga kecoklat-coklatan warna kulitnya karena dia berkulit kecoklatan. 

Imam Nawawi meriwayatkan dalam syarah Shahih Imam Muslim dari Ibnu Abbas bahwa Hawa dinamai begitu karena Hawa adalah ibu dari setiap kehidupan. Maka semua manusia berasal dari keturunannya, dari kandungan Hawa.

Allah pun menghendaki Hawa mengandung dua pasang, masing-masing pasangan adalah laki-laki dan perempuan. Adam kemudian menikahkan anak laki-lakinya dengan anak perempuannya yang berbeda rahim atau kelahiran. 

Imam Qurtubi meriwayatkan dalam tafsirnya sebab lain dari pada penanaman Hawa dengan nama ini. Mengutip sebuah riwayat yang mengatakan saat Adam duduk sendiri, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya tanpa disadarinya. 

Dan ketika Adam memperhatikannya, Adam bertanya pada malaikat tentang Hawa.  Maka berkata malaikat, dia adalah seorang wanita. Maka Adam bertanya tentang nama wanita itu. Maka malaikat menjawab dia bernama Hawa.

Nabi Adam pun bertanya tentang mengapa dinamakan itu? Maka malaikat berkata bahwa sesungguhnya dia itu perempuan (imroatun) karena dia diciptakan dari seorang (al maru), dan dia dinamai Hawa karena dia diciptakan dari kehidupan (hayyat). Dialog antara malaikat dan Adam itu terjadi untuk menguji keilmuan nabi Adam.Wallahu a’lam

lanjutan mahfudzot ke 15

 dari emas, agar waktu tidak sia-sia, bisa kita manfaatkan dengan membaca buku. Dan juga menandakan bahwa ilmu itu sangat penting, karena de...